Standar
Kompetensi 1 : Memahami
Berbagai Sistem dalam Kehidupan
Manusia.
Kompetensi Dasar 1 : 1.1 Mendeskripsikan Sistem Ekskresi pada Manusia
dan
Hubungannya dengan Kesehatan.
SISTEM EKSRESI
A. Struktur Alat
Ekskresi Pada Manusia
Zat
sisa metabolisme bersifat racun bagi tubuh. Untuk menghindari masalah akibat
zat-zat sampah ini, zat-zat tersebut harus dikeluarkan dari sel, jaringan,
kemudian tubuh. Oleh karena itu kerusakan pada alat ekskresi dapat menyebabkan
berbagai penyakit di dalam tubuh. Alat ekskresi juga berfungsi membuang zat-zat
yang jumlahnya berlebihan di dalam tubuh. Hal ini berkaitan dengan sistem osmoregulasi,
yaitu pengaturan keseimbangan konsentrasi cairan dalam tubuh. Sistem osmoregulasi
menjaga tekanan osmotik cairan tubuh selalu tetap. Osmoregulasi biasanya
berkaitan dengan pengaturan jumlah air dan garam mineral dalam tubuh. Organ
ekskresi manusia berupa ginjal, kulit, hati, dan paru-paru.
1. Kulit
Keringat keluar
melalui pori-pori yang terdapat hampir di seluruh permukaan kulit. Dalam sehari
semalam, keringat yang keluar melalui pori-pori ini dapat mencapai 8 liter.
Pada saat melakukan aktivitas fisik yang berat seperti berolah raga dan kerja
keras di bawah terik matahari, keringat yang dihasilkan akan lebih banyak lagi.
Oleh karena itu, kamu harus cukup minum untuk menggantikan cairan tubuh yang
hilang melalui keringat. Jika tidak, tubuh yang kekurangan air dan garamgaram
mineral dapat menimbulkan kejang-kejang dan pingsan.
Sebagai bagian
dari sistem pengeluaran, kulit mempunyai kelenjar keringat. Kelenjar
keringat adalah kelenjar yang terdapat di lapisan dermis yang berfungsi untuk
mengeluarkan air dan garam (natrium klorida). Kurang lebih ada tiga juta
kelenjar keringat dalam dermis. Kelenjar keringat membantu mengeluarkan sisa
urea.
Di manakah keringat
dihasilkan? Kulit memiliki tiga lapisan, yaitu epidermis, dermis, dan jaringan
ikat bawah kulit. Lapisan tipis yang paling luar disebut lapisan epidermis, tersusun
dari lapisan tanduk dan malpighi. Lapisan tanduk merupakan sel-sel mati dan
mudah mengelu-pas, sedangkan lapisan malpighi mengandung pigmen warna kulit.
Pada lapisan dermis terdapat kelenjar minyak, folikel rambut, saraf, dan
kelenjar keringat.
Kelenjar
keringat letaknya dekat dengan pembuluh darah sehingga memungkinkan terjadinya
difusi air dan garam urea. Keringat dihasilkan oleh kelenjar keringat. Ketika
suhu tubuh meningkat, keringat keluar menuju permukaan kulit melalui pembuluh
keringat yang bermuara di pori-pori. Jaringan ikat di bawah kulit memiliki
batas yang tidak jelas dengan lapisan dermis. Jaringan ini banyak mengandung
lemak yang berfungsi sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh dari benturan,
dan menahan panas. Adanya kelenjar keringat juga merupakan bagian dari cara
untuk mempertahankan panas tubuh agar suhunya tetap. Ketika tubuh menjadi
panas, pembuluh darah melebar. Pori-pori kulit terbuka dan mengeluarkan
keringat. Cairan keringat keluar dari kulit. Selama keringat menguap tubuh
terasa dingin, karena panas tubuh dipinjam untuk menguapkan keringat.
Kulit juga
mempunyai berbagai fungsi selain mengeluarkan keringat untuk menjaga suhu
tubuh. Beberapa fungsi kulit adalah sebagai berikut:
a.
Sebagai
alat ekskresi yang mengeluarkan keringat.
b.
Pelindung
bagi jaringan-jaringan di bawah kulit dari benturan fisik.
c.
Pengatur
suhu tubuh.
d.
Penerima
rangsang
e.
Tempat
pembentukan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan sinar matahari.
2. Ginjal
Dunia
kedokteran biasa menyebutnya ‘ren’ (renal/kidney). Bentuknya seperti kacang
merah, berjumlah sepasang dan terletak di daerah pinggang. Ukurannya kira-kira
11x 6x 3 cm. Beratnya antara 120-170 gram. Struktur ginjal terdiri dari: kulit
ginjal (korteks), sumsum ginjal (medula) dan rongga ginjal (pelvis). Pada
bagian kulit ginjal terdapat jutaan nefron yang berfungsi sebagai penyaring
darah. Setiap nefron tersusun dari Badan Malpighi dan saluran panjang (Tubula)
yang bergelung. Badan Malpighi tersusun oleh Simpai Bowman (Kapsula Bowman)
yang didalamnya terdapat Glomerolus. Di dalam ginjal, urin dibuat melalui 3
tahap, yaitu penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali zat-zat yang
masih berguna (reabsorbsi), dan augmentasi (penambahan zat yang
sudah tak berguna seperti ion hidrogen dan ion kalium).
Salah
satu sistem pengeluaran pada manusia adalah sistem urin. Sistem urin manusia
tersusun dari ginjal, ureter, kantung kemih, dan uretra. Sistem urin berfungsi
sebagai berikut:
a. Menyaring
zat-zat sampah metabolisme dari darah;
b. Mengontrol
volume darah, yaitu dengan mengeluarkan kelebihan air yang dihasilkan sel-sel
tubuh. Mempertahankan jumlah air dalam darah penting untuk memelihara tekanan
darah agar gerakan gas, dan pengeluaran zat sampah padat tetap normal.
c. Memelihara
keseimbangan konsentrasi garam-garam tertentu. Garam-garam ini harus ada dalam
konsentrasi tertentu untuk kelangsungan kegiatan sel.
Diperkirakan
dalam satu ginjal terdapat satu juta nefron. Nefron tersusun dari glomerulus
dan kapsula Bowman. Glomerulus merupakan anyaman pembuluh kapiler
darah, sedangkan kapsula Bowman merupakan cawan yang mengelilingi glomelurus.
Perhatikan gambar di samping. Glomerulus memiliki membran yang bersifat
semipermeabel. Darah masuk ke glomerulus melalui arteri ginjal. Tidak semua zat
dapat melalui membran pada glomerulus. Sel-sel darah dan protein tidak dapat
melewati membran, tetapi molekul-molekul kecil seperti air, ion-ion, mineral,
urea, glukosa, dan asam urat dapat melaluinya. Filtrat dari glomelurus ditampung
dalam kapsula Bowman, kemudian mengalir melalui tubulus ginjal dan saluran
pengumpul menuju rongga ginjal.
Dari
ginjal, urin dikeluarkan melalui ureter untuk ditampung terlebih dahulu
di kandung kemih. Bila kandung kemih penuh, kamu terangsang untuk buang air
kecil. Urin dikeluarkan dari kandung kemih melalui uretra. Pada
dasarnya, ekskresi urin berkaitan dengan ekskresi keringat. Bila suhu
lingkungan panas, tubuh lebih banyak mengeluarkan keringat untuk mendinginkan
tubuh, sehingga urin yang dikeluarkan lebih sedikit. Sebaliknya ketika suhu lingkungan
dingin, tubuh sedikit berkeringat sehingga urin yang dihasilkan lebih banyak.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi produksi urin antara lain sebagai berikut:
a. Jumlah
cairan yang masuk ke dalam tubuh. Semakin banyak air yang kamu minum, maka
volume urin akan bertambah.
b. Suhu
udara, semakin dingin suhu udara, urin yang dihasilkan akan meningkat.
c. Obat-obatan
tertentu dapat memperbanyak pengeluaran urin.
d. Alkohol
akan meningkatkan volume urin.
e. Stress
akan meningkatkan volume urin.
f. Hormon
ADH (hormon antidiuretik), mengatur produksi urin.
g. Banyak
sedikitnya jumlah garam yang harus dikeluarkan dari tubuh.
Gagal ginjal dapat disebabkan oleh penyakit
dan juga dapat karena bawaan sejak lahir. Gejala rusaknya ginjal adalah lesu, sering
buang air kecil (terutama malam hari), perut tidak nyaman, pusing, dan
hipertensi. Untuk mengatasinya, orang tersebut perlu melakukan pencucian darah
(dialisis) secara periodik, misalnya setiap 3 hari sekali, tergantung
tingkat kerusakan ginjal.
Urin yang normal tidak mengandung zat-zat yang
masih diperlukan tubuh seperti darah, gula (glukosa), dan protein. Jika urin
mengandung zat-zat tersebut, berarti telah terjadi kerusakan atau gangguan pada
ginjal. Hematuria adalah urin yang mengandung darah, disebabkan oleh
adanya kerusakan pada glomerulus, sehingga filtrasi tidak berlangsung
sebagaimana mestinya. Albuminuria adalah urin yang mengandung protein albumin,
disebabkan kegagalan proses penyaringan protein oleh glomerulus.
3. Paru-Paru
Paru-paru berada
di dalam rongga dada manusia sebelah kanan dan kiri yang dilindungi oleh
tulang-tulang rusuk. Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kanan
yang memiliki tiga gelambir dan paru-paru kiri memiliki dua gelambir.Paru-paru
sebenarnya merupakan kumpulan gelembung alveolus yang terbungkus oleh selaput
yang disebut selaput pleura.
Paru-paru
termasuk organ pengeluaran karena udara pernapasan yang dikeluarkan mengandung
karbondioksida dan air yang dihasilkan dari kegiatan sel. Karbon dioksida
merupakan sisa metabolisme dari sel-sel tubuh. Karbon dioksida diangkut oleh
darah dari seluruh jaringan tubuh menuju paru-paru. Di dalam alveolus, karbon dioksida
berdifusi ke udara. Udara yang banyak mengandung karbon dioksida ini kemudian
dihembuskan keluar melalui fase ekspirasi. Paru-paru merupakan organ yang
sangat vital bagi kehidupan manusia karena tanpa paru-paru manusia tidak dapat
hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan
karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O).
Didalam
paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida.
Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbondioksida
sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan dibawa ke paru-paru. Di paru-paru
karbondioksida dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui
hidung.
Udara
yang keluar masuk paru-paru tidak selalu bersih karena bercampur dengan debu,
asap, kotoran, dan kumankuman penyakit. Akibatnya, kerja paru-paru sebagai alat
ekskresi dapat mengalami gangguan.
Kelainan-kelainan
pada paru-paru, diantaranya adalah:
1. Asma
atau sesak nafas, yaitu kelainan yang disebabkan oleh penyumbatan saluran pernafasan
yang diantaranya disebabkan oleh alergi terhadap rambut, bulu, debu atau
tekanan psikologis.
2. Kanker
Paru-Paru, yaitu gangguan paru-paru yang disebabkan oleh kebiasaan merokok.
Penyebab lain adalah terlalu banyak menghirup debu asbes, kromium, produk
petroleum dan radiasi ionisasi. Kelainan ini mempengaruhi pertukaran gas di
paru-paru.
3. Emphysema,
adalah penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh darahnya terisi udara.
4. Hati
Hati merupakan
“kelenjar” terbesar yang terdapat dalam tubuh manusia. Letaknya di dalam rongga
perut sebelah kanan. Berwarna merah tua dengan berat mencapai 2 kilogram pada
orang dewasa. Hati terbagi menjadi dua lobus, kanan dan kiri.
Zat
racun yang masuk ke dalam tubuh akan disaring terlebih dahulu di hati sebelum
beredar ke seluruh tubuh. Hati menyerap zat racun seperti obat-obatan dan
alkohol dari sistem peredaran darah. Hati mengeluarkan zat racun tersebut
bersama dengan getah empedu.
Hati
mengekskresikan empedu yang dihasilkan dari perombakan sel darah merah yang
sudah rusak/tua. Empedu yang dihasilkan terlebih dahulu ditampung di kantung
empedu . Empedu terdiri dari garam empedu dan zat warna empedu (bilirubin
dan biliverdin). Garam empedu berfungsi mengemulsi-kan lemak dalam
proses pencernaan. Zat warna empedu memberi warna yang khas pada feses dan
urin. Zat warna empedu merupakan zat sisa tidak langsung, karena dihasilkan
oleh hati tetapi pengeluarannya melalui saluran pencernaan dan darah menuju
ginjal untuk dikeluarkan bersama urin.
Hati
memiliki beberapa fungsi, antara lain:
a. Pembongkaran
sel darah merah yang sudah tua.
b. Pusat
pengubahan protein, lemak, dan karbohidrat sesuai kebutuhan tubuh.
c. Menawarkan
racun.
d. Tempat
pembentukan provitamin A menjadi vitamin A.
e. Tempat
pembentuk protrombin.
f. Menyimpan
gula dalam bentuk glikogen.
Sari-sari
makanan yang diserap dari usus halus terlebih dahulu masuk ke hati melalui vena
porta. Di dalam hati, zat beracun dan bibit penyakit disaring dan
dinetralkan oleh selsel hati. Karena kerja hati cukup berat, hati dapat mengalami
berbagai kerusakan atau gangguan.
B. Kelainan dan Penyakit
Sistem Ekskresi
Apa
yang terjadi ketika organ-organ sistem urin seseorang tidak bekerja dengan
baik? Zat-zat sampah yang tidak dikeluarkan akan menumpuk dan menjadi racun di dalam
sel-sel tubuh. Selain itu, air juga akan tertimbun dan menyebabkan pembengkakan
kaki. Air ini dapat juga menumpuk di sekitar jantung. Bila terjadi gangguan pengeluaran
air bisa terjadi ketidakseimbangan jumlah garam-garam tubuh. Ketidakseimbangan
ini ditanggapi tubuh dengan mengembalikan keseimbangannya. Jika masih juga
tidak terjadi keseimbangan, ginjal dan organ-organ lain bisa rusak. Mengapa
demikian?
Terdapat
beberapa kelainan/penyakit yang diakibatkan oleh kelainan struktur maupun
fungsi sistem ekskresi, antara lain:
- Nefrosis,
adalah kondisi di mana membran glomerulus bocor, meyebabkan sejumlah besar
protein keluar dari darah menuju urin.
- Nefritis
glomerulus adalah radang membran filtrasi glomerulus di dalam korpuskulum
renalis. Penyebab radang secara umum adalah reaksi alergi terhadap
racun yang dilepaskan oleh bakteri streptococcus yang menginfeksi bagian
tubuh lain, khususnya tenggorokan.
- Pielonefritis
adalah radang seluruh bagian ginjal.
- Sistisis
adalah radang kantung kemih terutama bagian mukosa dan sub mukosa.
- Batu ginjal
merupakan batu yang terbentuk dari asam urat, kalsium, fosfat, asam
oksalat dan lain-lain yang terbentuk di dalam ginjal.
- Ginjal bisa
kehilangan fungsinya sehingga tidak bisa mengeluarkan zat-zat sisa
metabolisme dari dalam tubuh, bahkan zat-zat yang masih bisa dipergunakan
tubuh seperti glukosa dan protein bisa ikut keluar tubuh.
Kompetensi Dasar
1 : 1.2
Mendeskripsikan Sistem Reproduksi dan Penyakit yang Berhubungan dengan Sistem Reproduksi
pada Manusia.
SISTEM REPRODUKSI
Reproduksi pada
manusia terjadi secara seksual, artinya terbentuknya individu baru diawali
dengan bersatunya sel kelamin laki-laki (sperma) dan sel kelamin wanita (sel
telur). Sistem reproduksi manusia dibedakan menjadi alat reproduksi laki-laki dan perempuan. Sistem reproduksi adalah suatu
rangkaian dan interaksi organ
dan zat dalam organisme
yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu organisme
berbeda antara jantan
dan betina.
Sistem reproduksi pada perempuan berpusat di ovarium. Alat
reproduksi pada pria a. Sepasang testis, yang terbungkus dalam kantong
skrotum, testis berfungsi sebagai penghasil sperma dan hormon testosteron b. Sepasang
epididimis, saluran panjang berkelok-kelok terdapat di dalam skrotum pada wanita ovarium berfungsi
menghasilkan ovum dan hormon (estrogen dan progestron) jika sel telur pada
ovarium telah masak, akan dilepaskan dari ovarium, pelepasan telur dari ovarium
disebut ovulasi
A.
Sistem
Reproduksi Pria
Sistem perkembangbiakan
pria tersusun dari alat kelamin bagian luar dan alat kelamin bagian dalam. Alat kelamin bagian luar
terdiri dari penis dan skrotum sedangkan alat kelamin bagian dalam terdiri dari
testis, epididimis, vas deferens, prostat, vesika seminalis, dan kelenjar
bulbouretral.
Penis merupakan
alat untuk kopulasi dan saluran kencing. Di samping penis terdapat kantung yang
disebut skrotum yang di dalamnya terdapat testis. Sedangkan skrotum adalah
kantung yang berisi dua testis yang menggantung. Skrotum dapat naik dan turun
untuk menjaga suhu testis selalu optimum untuk pembentukan sperma. Selama masa pubertas,
dua testis mulai menghasilkan sperma, yaitu sel kelamin jantan. Sperma
mempunyai struktur sebagai sel-sel tunggal yang tersusun dari kepala dan ekor.
Ekor berfungsi untuk menggerakkan sperma, sedangkan kepala sperma mengandung
informasi genetik. Saat udara dingin, skrotum akan naik lebih dekat ke tubuh
sehingga suhunya tetap hangat. Jika udara panas, skrotum turun dan menjauhi
tubuh, sehingga suhunya tidak terlalu panas. Testis adalah tempat pembentukan
sperma (spermatogenesis). Spermatogenesis pada manusia berlangsung selama 2 – 3
minggu. Sel sperma yang dihasilkan testis keluar melalui saluran sperma menuju
penis. Di dalam penis terdapat saluran uretra. Selain sebagai saluran sperma,
uretra juga berfungsi sebagai saluran urin.
Sebelum
dikeluarkan melalui penis, sperma mengalami proses pematangan di epididimis.
Saluran yang menghubungkan epididimis dengan uretra disebut vas deferens.
Selama perjalanan ke uretra, sperma bercampur dengan cairan dari vesika seminalis
dan kelenjar prostat yang disebut dengan semen. Kelenjar prostat menghasilkan
cairan yang dapat menetralisir suasana asam dalam vagina sehingga sperma yang
masuk dapat bertahan hidup. Vesika seminalis menghasilkan bahan makanan bagi
sperma pada saat perjalanan menuju sel telur. Sedangkan kelenjar
bulbouretral menghasilkan lendir untuk mendukung kehidupan sperma.
Pada usia remaja
(sekitar usia 12 – 13 tahun), umumnya organ kelamin laki-laki telah mampu
menghasilkan sel sperma . Biasanya ditandai dengan mimpi
dan keluarnya sel sperma (mimpi basah). Sel sperma manusia memiliki panjang ±60
μm. Dalam satu tetes semen (air mani) terdapat kurang lebih 200 – 500 juta
sperma. Sel sperma dapat bergerak aktif karena mempunyai flagela (ekor).
B. Alat Reproduksi Wanita
Alat reproduksi
perempuan juga terdiri dari alat kelamin dalam dan alat kelamin luar. Alat
kelamin bagian luar terdiri dari lubang vagina, labia mayora, labia minora,
mons pubis dan klitoris. Sedangkan pada alat kelamin bagian dalam
terdapat ovarium, tuba falopii (oviduk), dan uterus (rahim).
Ovarium
berjumlah
sepasang, merupakan tempat untuk memproduksi sel telur (ovum). Sel telur
manusia mempunyai diameter ±0,1 mm. Sel telur ini tidak dapat bergerak aktif
karena tidak memiliki alat gerak. Tuba falopii atau oviduk adalah
saluran yang menghubungkan ovarium dengan uterus. Sel telur yang dilepaskan
dari ovarium diterima oleh ujung tuba falopii yang berbentuk corong (disebut infundibulum).
Dari tuba falopii, sel telur kemudian menuju rahim. Pembuahan sel telur sering terjadi
di tuba falopii ini. Uterus atau rahim adalah tempat melekatnya
sel telur yang telah dibuahi oleh sperma. Uterus berupa rongga berotot yang
mampu mengembang mengikuti perkembangan embrio. Vagina merupakan saluran
akhir dari alat kelamin dalam. Vagina juga menjadi alat kopulasi pada perempuan,
jalan lahir bayi waktu melahirkan, dan saluran tempat keluarnya menstruasi.
Kira-kira
tiap satu bulan ovarium menghasilkan sebuah sel telur yang masak. Proses ini
disebut ovulasi. Dua ovarium tersebut saling bergantian menghasilkan
telur tiap bulan. Telur yang dihasilkan masuk ke dalam saluran telur. Jika
dibuahi oleh sperma, sel telur akan terus berada di dalam saluran telur.
Rambut-rambut getar yang ada di saluran telur membantu sel telur untuk bergerak
menuju uterus (rahim). Uterus ini mempunyai struktur berongga, bentuknya
seperti buah jambu air, dan merupakan organ yang penuh dengan otot. Dindingnya menebal
bila didalamnya terdapat sel telur yang telah dibuahi atau zigot yang tumbuh
dan berkembang. Bagian bawah dari uterus berhubungan dengan bagian luar tubuh
melalui adanya tabung berotot yang disebut vagina.
C.
Siklus
menstruasi
Satu sel telur
dihasilkan oleh satu ovarium setiap 28 hari. Apa yang mengendalikan siklus
tersebut ? Beberapa perubahan dalam sistem reproduksi dikendalikan oleh hormon.
Hormon merupakan cairan kimia yang dihasilkan oleh tubuh untuk mengendalikan
proses-proses metabolisme dalam tubuh. Perubahan yang terjadi tiap bulan pada organ
reproduksi wanita disebut siklus menstruasi. Siklus menstruasi pada seorang wanita
terjadi setiap periode tertentu, misalnya 28 hari.
Namun demikian
siklus menstruasi tersebut sangat bervariasi untuk tiap individu, yaitu berkisar
antara 20-40 hari. Perubahan-perubahan yang terjadi selama menstruasi
menyangkut pemasakan sel telur dan penebalan dinding rahim guna menerima sel
telur yang telah dibuahi . Jika sel telur di dalam ovarium masak, dinding rahim
menebal.
Lebih kurang
pada hari ke 14 dari siklus menstruasi yang 28 hari, sel telur dihasilkan dari ovarium,
dan dikenal sebagai proses ovulasi. Sel telur tersebut tetap hidup selama 24-48
jam, dan bergerak sepanjang saluran telur menuju ke rahim atau uterus. Sel
telur tersebut dapat dibuahi bila terdapat sperma yang hidup dalam saluran
telur selama 48 jam sesudah atau sebelum ovulasi. Jika sel telur tersebut tidak
dibuahi di dalam saluran telur, maka akan luruh (rusak). Dinding rahim akan
luruh dan terjadipendarahan. Peristiwa tersebut terjadi setiap bulan, dan dikenal
sebagai menstruasi. Lamanya menstruasi berlangsung selama 4-6 hari. Saat
menstruasi berlangsung, sel telur yang lain mulai mengalami pemasakan. Rahim
juga mulai menebal sebagai persiapan menerima sel telur lain tersebut.
Menstruasi mulai
terjadi saat organ perkembangbiakan seorang gadis mulai masak. Pada sebagian
besar gadis, menstruasi pertama terjadi pada
usia 8-13 tahun, dan terus berlanjut sampai usia 45-55 tahun. Pada usia
50-an siklus menstruasi menjadi tidak teratur dan berhenti untuk selamanya,
peristiwa ini disebut menopause.
D. Pembuahan dan Perkembangan Embrio
Pembuahan adalah
proses peleburan antara satu sel sperma dan satu sel ovum yang sudah matang.
Sebelumterjadi poses pembuahan, terjadi beberapa proses sebagai berikut.
Ovum yang telah masuk akan keluar dari ovarium. Proses tersebut dinamakan ovulasi. Ovum yang telah masak tersebutakan masuk ke saluran Fallopii. Jutaan sperma harus berjalan dari vagina menuju uterus dan masuk ke saluran Fallopii. Dalam perjalanan itu, kebanyakan sperma dihancurkan oleh mukus (lendir) asa di dalam uterus dan saluran Fallopii. Di antara beberapa sel sperma yang bertahan hidup, hanya satu yang masuk menembus membran ovum. Setelah terjadi pembuahan, membran ovum segera mengeras untuk mencegah sel sperma lain masuk. Proses pembuahan ini terjadi di bagian saluran Fallopii yang paling lebar.
Ovum yang telah masuk akan keluar dari ovarium. Proses tersebut dinamakan ovulasi. Ovum yang telah masak tersebutakan masuk ke saluran Fallopii. Jutaan sperma harus berjalan dari vagina menuju uterus dan masuk ke saluran Fallopii. Dalam perjalanan itu, kebanyakan sperma dihancurkan oleh mukus (lendir) asa di dalam uterus dan saluran Fallopii. Di antara beberapa sel sperma yang bertahan hidup, hanya satu yang masuk menembus membran ovum. Setelah terjadi pembuahan, membran ovum segera mengeras untuk mencegah sel sperma lain masuk. Proses pembuahan ini terjadi di bagian saluran Fallopii yang paling lebar.
Pada umumnya,
setiap 28 hari sekali ovarium melepaskan sebuah sel telur. Pelepasan sel telur
ini disebut ovulasi. Ketika terjadi ovulasi, dinding uterus mengalami penebalan
sehingga menjadi tempat yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan zigot.
Bila sesaat setelah terjadi ovulasi ada sel sperma yang masuk ke saluran telur,
maka akan terjadi pembuahan . Sel telur yang telah dibuahi
disebut zigot. Zigot kemudian membelah menjadi dua sel, empat sel, delapan sel,
dan seterusnya sehingga terbentuk embrio atau janin. Beberapa hari setelah
zigot menempel di dinding uterus, akan terbentuk sekumpulan pembuluh-pembuluh
darah di dinding uterusyang disebut plasenta. Kebutuhan janin dipenuhi
dari plasenta dengan perantaraan tali pusat atau ari-ari .
Fungsi plasenta adalah sebagai pelindung janin dari kuman penyakit dan racun
tertentu; sebagai pengatur nutrisi dan oksigen bagi fetus dari ibu; dan sebagai
jalan pembuangan sisa metabolisme dari janin ke tubuh ibu. Lama kehamilan pada manusia
sekitar 266 hari atau 9 bulan lebih 10 hari. Setelah kehamilan mencapai usia
tersebut, tibalah saatnya untuk proses persalinan atau kelahiran bayi. Jika sel
telur tidak dibuahi oleh sel sperma, lapisan dinding uterus yang telah menebal
akan meluruh bersama darah dan dikeluarkan melalui vagina. Peristiwa ini
disebut menstruasi.
Hasil pembuahan
adalah zigot. Kemudian mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai berikut:
- Zigot membelah menjadi 2
sel, 4 sel, dan seterusnya.
- Dalam waktu bersamaan
lapisan dinding dalam uterus menjadi tebal seperti spons, penuh dengan
pembuluh darah, dan siap menerima zigot.
- Karena kontraksi oto dan
gerak silia diding saluran Fallopii, zigot menuju ke uterus dan menempel
di dinding uterus untuk tumbuh dan berkembang.
- Terbentuk plsenta dan tali
pusat yang merupakan penghubung antara embrio dan jaringan ibunya. Fungsi
plasenta dan tali pusat adalah mengalirkan oksigen dan zat-zat makanan
dari ibu ke embrio, serta menglirkan sisa-sisa metabolisme dari embrio ke
peredana darah ibunya.
- Embrio dikelilingi cairan
amnion yang berfungsi melindungi embrio dari bahaya benturan yang mungkin
terjadi.
- Embrio berusaha empat minggu
sudah menunjukkan adanya pertumbuhan mata, tangan, dan kaki.
- Setelah berusia enam minggu,
embrio sudah berukuran 1,5 cm. Otak, mata, telinga, dan jantung sudah
berkembang. Tangan dan kaki, serta jari-jarinya mulai terbentuk.
- Setelah berusia delapan
minggu, embrio sudah tampak sebagai manusia dengan organ-organ tubuh
lengkap. Kaki, tangan, serta jari-jariny telah berkembang. Mulai tahap ini
sampai lhir, embrio disebut fetus (janin).
- Setelah mencapai usia
kehamilan kira-kira sembilan bulan sepuluh hari, bayi siap dilahirkan.
E. Gangguan Sistem Reproduksi pada Manusia
Sistem
reproduksi dapat mengalami gangguan atau kelainan. Gangguan ini dapat menyebabkan
pasangan usia subur sulit memperoleh keturunan. Oleh karena itu, kamu harus
selalu menjaga kesehatan organ-organ reproduksi, sehingga kelak dapat
memperoleh keturunan yang sehat.
Beberapa
gangguan dan penyakit yang berkaitan dengan sistem reproduksi adalah sebagai
berikut.
1.
AIDS
AIDS (Acquired
Immune Deficiency Syndrome) disebabkan oleh virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus) yang menyerang kekebalan tubuh. Penularannya dapat
terjadi melalui hubungan seksual, transfusi darah penderita AIDS, jarum suntik
yang tercemar, dan ibu hamil kepada anaknya. Tubuh yang terserang virus HIV
kekebalannya rusak, sehingga mudah terinfeksi oleh berbagai jenis penyakit yang
dapat menimbulkan kematian. Infeksi HIV awalnya tidak menampakkan gejala sakit.
Pada tahap berikutnya muncul gejala flu berulang seperti lesu, demam,
berkeringat di malam hari, dan otot sakit.
2.
Sifilis
Penyakit sifilis
sering disebut raja singa. Sifilis bersifat menular dan disebabkan oleh
bakteri Troponema pallidum. Penularan dapat terjadi melalui hubungan
seksual, transfusi darah, dan kehamilan. Gejala awalnya timbul bisul pada bagian
penis laki-laki atau di rahim perempuan. Bisul ini tidak menyebabkan rasa sakit
dan dapat sembuh dengan sendirinya. Gejala selanjutnya muncul lesi di permukaan
kulit di seluruh tubuh namun tidak menyebabkan gatal, sariawan di mulut, sakit
tenggorokan, demam ringan, dan pembengkakan kelenjar limfa pada lipatan tangan,
leher, dan paha. Gejala-gejala ini juga dapat hilang dengan sendirinya. Pada
infeksi tingkat lanjut, muncul gejala berupa kerusakantulang dan sendi, aorta,
dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Namun gejala-gejala ini dapat dihentikan
dengan pengobatan.
3.
Gonore
Penyakit gonore
disebabkan oleh infeksi bakteri Neisseiria gonokokus dan dapat menular
melalui hubungan seksual. Gonore menyerang selaput lendir uretra, leher rahim,
dan organ lain. Pada laki-laki, gejalanya adalah terasa sakit saat buang air
dan keluar nanah dari uretra. Pada penderita wanita, muncul gejala keluar
lendir berwarna hijau dari alat kelamin. Namun banyak perempuan yang tidak
menunjukkan adanya gejala, sehingga penyakit akan berlanjut sampai terjadi
komplikasi. Infeksi yang menyebar hingga ke testis (pada laki-laki) dan oviduk
(pada wanita) dapat menyebabkan kemandulan. Infeksi yang menyebar ke persendian
menyebabkan radang sendi. Bayi yang lahir dari penderita gonore dapat mengalami
kebutaan jika tidak segera mendapatkan pengobatan.
Kompetensi Dasar
1 : 1.3 Mendeskripsikan sistem koordinasi
dan alat indra pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
SISTEM KOORDINASI
Semua
sistem organ dalam tubuh manusia bekerja secara teratur dan selaras, kecuali
jika ada gangguan atau kelainan. Hal ini disebabkan karena ada sistem yang
mengatur kerja berbagai sistem organ. Sistem organ ini disebut sistem
koordinasi. Sistem koordinasi pada manusia terdiri dari sistem saraf, sistem
indera, dan sistem hormon (endokrin). Sistem saraf bersama-sama dengan sistem
hormon berfungsi untuk mengatur dan memelihara fungsi tubuh, misalnya mengatur
kontraksi otot, perubahan alat-alat tubuh bagian dalam, dan sekresi berbagai kelenjar
dalam tubuh.
A.
Organisasi
Sistem Saraf
Sistem saraf
adalah sistem
organ
pada hewan yang terdiri
atas serabut saraf yang tersusun atas sel-sel saraf yang saling terhubung dan
esensial untuk persepsi sensoris indrawi, aktivitas
motorik volunter dan involunter organ atau jaringan tubuh, dan homeostasis berbagai proses
fisiologis tubuh. Sistem saraf merupakan jaringan paling rumit dan paling
penting karena terdiri dari jutaan sel saraf (neuron) yang saling
terhubung dan vital untuk perkembangan bahasa, pikiran dan ingatan. Satuan kerja
utama dalam sistem saraf adalah neuron yang diikat oleh sel-sel glia.
Sistem saraf
berperan penting untuk merasakan perubahan-perubahan yang terjadi di luar atau
di dalam tubuh, menafsirkannya, dan memberi respon (menjawab) dalam bentuk
kontraksi otot atau dapat berupa sekresi kelenjar. Fungsi sistem saraf pada
manusia adalah sebagai berikut.
a.
Menerima
informasi atau rangsangan berupa perubahan yang terjadi di dalam lingkungan melalui
reseptor.
b.
Mengatur
dan memproses informasi atau rangsangan yang diterima.
c.
Mengatur
dan memberi tanggapan (respon) terhadap rangsangan dalam bentuk gerak
atau sekresi kelenjar.
Sel saraf atau neuron merupakan unit
struktural dan fungsional yang terkecil dari sistem saraf. Sel-sel ini sudah
tidak mengalami pembelahan lagi, sehingga bila mengalami
kerusakan tidak dapat diperbaiki. Jadi
kamu harus berhati-hati agar sistem saraf tidak mengalami gangguan.
1. Sel Saraf (Neuron)
Sel saraf
berfungsi untuk menghantarkan impuls. Bagian-bagian sel saraf adalah sebagai berikut.
1) Badan sel, di dalamnya terdapat
sitoplasma dan inti sel yang terbungkus oleh selaput plasma. Fungsi badan sel saraf
adalah menerima dan meneruskan impuls dari dendrit ke neurit atau akson.
2) Dendrit, merupakan juluran dan
bercabang-cabang yang keluar dari badan sel, berfungsi menerima dan membawa
rangsang ke badan sel.
3) Neurit atau akson merupakan juluran
badan sel yang berfungsi untuk menghantarkan rangsang dari badan sel ke sel
saraf lainnya.
Daerah pertemuan
ujung-ujung neurit dengan dendrit disebut sinapsis. Di tempat inilah
rangsangan diteruskan dari satu sel saraf ke sel saraf yang lain.
Berdasarkan
fungsinya, sel saraf dapat dibedakan menjadi sel saraf sensorik, motorik, dan
perantara.
1)
Sel
saraf sensorik, berfungsi untuk menerima rangsang dari reseptor (indera)
dan meneruskan ke otak atau sumsum tulang belakang.
2)
Sel saraf motorik,
berfungsi untuk menyampaikan perintah dari otak atau sumsum tulang belakang
menujuccreseptor (otot/kelenjar tubuh).
3)
Sel
saraf perantara/asosiasi (interneuron), sebagai perantara neuron
sensorik dengan neuron motorik.
Mekanisme
kerja sistem saraf adalah sebagai berikut. Rangsangan yang diterima reseptor
diteruskan menuju susunan saraf pusat. Dendrit membawa rangsang ke badan sel
dan diteruskan menuju neurit. Rangsang diteruskan ke dendrit sel saraf yang
lain melalui sinapsis. Pada sinapsis
terdapat cairan neurotransmitter
berupa asetilkolin. Asetilkolin dihasilkan oleh ujung neurit yang
berfungsi untuk menghantarkan impuls dari neurit ke dendrit sel saraf lain . Kerja asetilkolin dapat terganggu oleh obatobatan tertentu. Apabila
kerja asetilkolin terganggu, sinapsis
tidak akan mampu
menghantarkan impuls saraf. Akibatnya akan terjadi gangguan pada koordinasi
tubuh.
Sel-sel
saraf membentuk tiga bagian atau area penting dari sistem sarafmu. Bagian yang
dimaksud adalah otak, sumsum tulang belakang, dan saraf-saraf tubuh. Otak dan
sumsum tulang belakang merupakan saraf pusat, sedangkan saraf-saraf
tubuh merupakan saraf tepi Organ utama pertama sistem saraf manusia
adalah otak. Otak adalah organ yang mengirim dan menerima pesan ke dan
dari seluruh bagian tubuh. Otak juga berfungsi merekam dan
menginterpretasikanpesan. Otak tersusun dari berjuta-juta neuron.
Bagian
utama kedua sistem saraf manusia adalah sumsum tulang belakang. Sumsum
tulang belakang adalah bagian yang membawa pesan dari otak ke saraf-saraf
tubuh atau dari saraf tubuh ke otak. Pesan berjalan ke atas pada jalur menuju
ke otak dan turun ke sumsum tulang belakang menuju ke saraf tubuh. Sumsum
tulang belakang tersusun dari berjuta-juta neuron.
1) Sistem Saraf
Sadar
Sistem saraf
sadar terdiri dari sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan
sistem saraf tepi.
a)
Sistem Saraf
Pusat
Sistem saraf
pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh
tulang-tulang tengkorak. Perlindungan bagi otak sangat penting sebab otak merupakan
organ vital yang mengatur kerja sistem organ yang lain. Otak manusia dapat
dibedakan menjadi otak besar (serebrum), otak kecil (serebelum)
dan sumsum lanjutan (medula oblongata).
Otak besar
mencakup 80% berat otak, permukaan luarnya disebut korteks yang berwarna
kelabu (disebut substansigrisea). Bagian ini tersusun dari enam lapisan
sel yang berfungsi sebagai penerima, menganalisis, dan menyimpan informasi.
Oleh karena itu bagian otak besar memegang peranan penting dalam aktivitas
intelektual. Di bawah korteks terdapat bagian medula yang berwarna putih
(disebut substabsi alba). Medula terdiri dari akson-akson yang
bermielin dan banyak serabut saraf.
Otak besar
terbagi menjadi dua belahan yang mengendalikan kegiatan tubuh yang berbeda.
Belahan kiri mengendalikan kegiatan tubuh sebelah kanan dan sebaliknya belahan
kanan mengendalikan kegiatan tubuh sebelah kiri. Fungsi otak besar yaitu untuk
menyimpan memori, tempat berpikir, pusat kesadaran dan kemauan, tempat
menerjemahkan rangsangan yang masuk baik melalui pendengaran maupun
penglihatan, dan mengoordinasikan gerak serta mengendalikan semua kegiatan yang
disadari.
Otak kecil
berbentuk seperti kupu-kupu dan terletak di belakang otak besar. Otak kecil
terdiri dari dua belahan kanan dan kiri. Ada bagian yang berbentuk bulat
(disebut vermis) dan seperti sayap (disebut hemisfer). Fungsi
otak kecil adalah mengatur gerak tak sadar dari otot-otot rangka, bekerja sama
dengan telinga dalam untuk mengatur keseimbangan tubuh, dan mempertahankan
postur tubuh.
Sum-sum lanjutan
merupakan penghubung antara otak kecil dan sumsum tulang belakang. Terletak di
bawah otak besar dan di depan otak kecil. Sumsum lanjutan tersusun dari dua lapisan,
yaitu lapisan berwarna putih di sebelah luar, sedangkan lapisan berwarna
abu-abu di sebelah dalam. Fungsinya adalah untuk mengatur kegiatan tubuh yang
tidak disadari, misalnya pengaturan suhu tubuh, denyut jantung, dan pernapasan.
Sumsum tulang belakang berbentuk silinder agak gepeng.
Letaknya memanjang
di antara ruas-ruas tulang belakang dimulai dari ruas tulang leher sampai
dengan tulang pinggang kedua. Susunan sumsum tulang belakang sama dengan sumsum
lanjutan. Lapisan luar berwarna putih (substansi alba), terdiri dari
dendrit dan neurit. Lapisan dalam berwarna abu-abu (substansi grisea)
yang banyak mengandung sel saraf. Kalau kamu perhatikan, susunan ini
berkebalikan dengan susunannya pada otak. Pada bagian dalam sumsum tulang
belakang terdapat bagian yang berbentuk seperti sayap kupu-kupu.
Bagian
sayap yang mengarah ke depan disebut akar ventral yang banyak mengandung
sel saraf motorik. Sedangkan sayap yang mengarah ke belakang disebut akar
dorsal yang banyak mengandung sel saraf sensorik. Kedua sel saraf ini
dihubungkan dengan saraf konektor (saraf penghubung). Fungsi sumsum tulang
belakang yaitu sebagai pusat gerak refleks, pengantar rangsangan sensorik dari
indera ke otak, dan membawa impuls motorik dari otak ke alat tubuh.
b)
Sistem
Saraf Tepi
Sistem saraf
tepi merupakan saraf penghubung antara sistem saraf pusat dengan organ-organ
tubuh. Terdiri dari serabut-serabut saraf yang keluar dari otak dan sumsum
tulang belakang, yaitu 12 pasang serabut saraf otak dan 31 pasang serabut saraf
sumsum tulang belakang. Serabut saraf yang keluar dari otak disebut sistem
saraf kranial, arahnya menuju ke alat tubuh atau otot tertentu. Serabut
saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang disebut sistem saraf spinal,
arahnya menuju alat-alat tubuh misalnya kaki dan tangan.
2)
Sistem
Saraf Tak Sadar
Sistem saraf tak
sadar/saraf otonom bekerja di luar pengaruh sistem saraf sadar. Sistem saraf
tak sadar terdiri dari sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik. Kedua saraf
itu bekerja pada efektor (alat/organ tubuh) yang sama, tetapi sifat kerjanya
sering berkebalikan.
a)
Sistem
Saraf Simpatetik
Terdiri dari 25
pasang simpul saraf/ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang sebelah
depan, dimulai dari ruas tulang leher sampai tulang ekor. Masing-masing simpul
saraf dihubungkan dengan sistem saraf spinal yang keluar menuju organ-organ
tubuh seperti jantung, paru-paru, ginjal, pembuluh darah, dan pencernaan.
b)
Sistem
Saraf Parasimpatetik
Susunan saraf
parasimpatetik ini berkaitan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh.
Saraf parasimpatetik menuju organ yang dikendalikan oleh saraf simpatetik,
sehingga bekerja pada efektor yang sama.
C. Gerak Sadar dan Gerak Refleks
Aktivitas
sehari-hari seperti makan, lari, dan melompat merupakan gerak sadar,
artinya gerakan yang dikontrol oleh pusat kesadaran. Pada gerak itu, otakmu
memberi perintah kepada otot-otot untuk melakukan gerakan tersebut. Jalannya
impuls pada gerak sadar adalah sebagai berikut.
Dalam banyak
kasus, beberapa pesan yang diterima oleh tubuhmu sampai ke otak terlebih dahulu
sebelum kamu bereaksi. Pikirkanlah apa yang terjadi ketika kamu melihat sebuah
bola melayang menuju ke arahmu. Kamu akan mengangkat tanganmu atau kamu akan
menunduk setelah otakmu menerima pesan bahwa bola sedang menuju ke arahmu. Beberapa
pesan tidak demikian. Pesan tersebut menuju ke sumsum tulang belakang dan
dengan cepat kembali ke otot. Tubuh dapat bereaksi dalam waktu yang sangat pendek.
Gerakan cepat, adalah reaksi perlindungan yang terdapat di dalam sistem saraf
dan disebut refleks. Perhatikan
jalannya impuls pada gerak refleks berikut ini.
Impuls
yang menyebabkan gerakan tersebut dibawa oleh sel saraf sistem eferen somatik
dan suatu jalur rangsangan pendek yang disebut lengkung refleks.
Gerak refleks dibedakan menjadi dua yaitu
refleks kranial dan refleks spinal. Pada refleks kranial (yang terjadi di
kepala, misalnya bersin), jalur ini hanya melibatkan sebagian kecil dari otak.
Namun pada refleks spinal (yang terjadi di bagian tubuh lainnya), hanya sum-sum
tulang belakang yang terlibat secara aktif, sedangkan otak tidak terlibat.
Jalan impuls pada gerak refleks di atas melibatkan lengkung refleks spinal.
D. Kelainan pada Sistem Saraf
Sistem saraf dapat mengalami gangguan atau kelainan. Beberapa contoh
gangguan pada sistembuh) saraf manusia adalah sebagai berikut.
a. Epilepsi, merupakan kelainan pada sel-sel saraf di otak
sehingga penderita tidak dapat merespon berbagai rangsangan. Otot-otot rangka
penderita sering berkontraksi secara tidak terkontrol. Epilepsi dapat
disebabkan karena cacat sejak kelahiran, kelainan metabolisme, infeksi, adanya
racun yang merusak sel-sel saraf, kecelakaan pada kepala, dan tumor.
b.
Neuritis, adalah luka pada neuron atau sel-sel saraf. Disebabkan oleh infeksi,
kekurangan vitamin, karena pengaruh obat-obatan dan racun.
c.
Amnesia, atau penyakit lupa, yaitu sulit mengingat kejadiankejadian yang telah
berlalu. Amnesia dapat disebabkan karena goncangan batin atau cidera pada otak.
d.
Strok, adalah kerusakan otak akibat pecah, penyempitan, atau tersumbatnya
pembuluh darah di otak. Strok sering terjadi pada orang yang menderita tekanan
darah tinggi.
E. Alat Indera
Tubuh
manusia mempunyai indera yang berfungsi sebagai reseptor atau penerima
rangsangan dari lingkungan sekitar. Manusia mempunyai dari lima macam indera
(panca indera) yaitu indera penglihatan (mata), indera pendengaran dan
keseimbangan (telinga), indera penciuman/pembau (hidung), indera pengecap
(lidah), serta indera peraba dan perasa (kulit).
1. Indera
Penglihatan (Mata)
Indera
penglihatan pada manusia berupa mata. Bagian luar mata terdiri dari alis,
kelopak mata, bulu mata, dan kelenjar air mata. Alis tersusun dari
rambut kasar yang terletak melintang di atas mata. Fungsinya adalah untuk
melindungi mata dari cahaya dan keringat. Kelopak mata terdiri dari kelopak
atas dan bawah. Kelopak mata atas lebih banyak bergerak daripada kelopak mata
yang bawah. Fungsinya untuk menjaga mata dari debu, sinar, dan melindungi mata agar
tidak mengalami kekeringan. Bulu mata merupakan barisan rambut terletak
tepat di depan mata. Fungsi untuk menjaga agar debu dan kotoran tidak masuk ke
mata dan menghindari dari cahaya yang menyilaukan. Kelenjar air mata terletak
di sebelah dalam kelopak mata atas. Kelenjar ini menghasilkan air mata yang
berfungsi untuk membasahi mata, sehingga permukaannya tidak kering.
Bagian
dalam mata terdiri dari otot, dinding bola mata, dan lensa mata.
a. Otot
penggerak mata, terdiri dari tiga pasang otot, yaitu otot penggerak atas,
samping, dan bawah. Selain itu terdapat otot pemutar atas dan bawah, yang
berfungsi menggerakkan bola mata ke segala arah. Apabila salah satu otot
penggerak bola mata tidak berfungsi akan menyebabkan juling.
b. Dinding
bola mata, terdiri dari tiga lapisan.
a) Lapisan luar (sklera),
berada di bagian belakang yang berwarna agak gelap dinamakan selaput tanduk. Sklera
bagian depan bening dan tembus cahaya dinamakan kornea. Kornea ini
bertugas untuk mengatur cahaya yang masuk ke dalam mata.
b) Lapisan tengah (koroid/selaput
jala), banyak mengandung pembuluh darah. Pada bagian depan terdapat selaput
pelangi atau iris yang akan menentukan warna mata seseorang. Bagian tengah iris
berlubang yang disebut pupil, fungsinya untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya
yang masuk.
c) Lapisan dalam mata (retina).
Pada retina terdapat sel-sel yang peka terhadap cahaya dan mengandung saraf penglihatan.
Fungsi retina adalah untuk menangkap bayangan. Bagian yang paling peka terhadap
rangsangan cahaya dinamakan bintik kuning. Pada retina juga terdapat bintik
buta yang terletak pada tempat membeloknya saraf-saraf penglihatan,
sehingga bagian retina ini tidak memiliki se-sel reseptor cahaya.
Lensa mata,
terletak di belakang selaput pelangi, tepatnya di belakang pupil. Lensa mata
dapat mencembung dan mencekung. Jika kamu mengamati benda jauh, maka lensa mata
akan mencekung. Sebaliknya jika kamu mengamati benda yang dekat, maka lensa
mata akan mencembung. Kemampuan lensa mata untuk mencembung dan mencekung
disebut daya akomodasi.
Mata dapat mengalami gangguan atau
kelainan. Di antaranya adalah sebagai berikut.
1)
Rabun
jauh (miopi), adalah kelainan mata sehingga penderita tidak dapat
melihat benda-benda yang jaraknya jauh. Hal ini disebabkan karena lensa mata
terlalu menebal, sehingga bayangan jatuh di depan retina. Miopi dapat dibantu
dengan kacamata berlensa cekung.
2)
Rabun
dekat (hipermetropi), adalah kelainan mata sehingga penderita tidak
dapat melihat dengan jelas benda-benda yang jaraknya dekat dengan mata.
Disebabkan karena lensa mata terlalu memipih sehingga bayangan benda jatuh di
belakang retina. Rabun dekat dapat dibantu dengan menggunakan kacamata berlensa
cembung.
3)
Astigmatisme, yaitu keadaan kelengkungan permukaan
kornea atau lensa yang tidak mulus. Akibatnya bila penderita melihat suatu
kotak, garis-garis vertikal terlihat kabur dan garis horizontal terlihat jelas
atau sebaliknya. Cacat ini dapat ditolong dengan kacamata berlensa silindris.
4)
Presbiopi, ialah suatu keadaan di mana lensa
kehilangan elastisitasnya karena bertambahnya usia. Akibatnya daya akomodasi
lensa mata berkurang.
5)
Glaukoma, ialah tekanan di dalam bola mata yang
terlalu tinggi. Tekanan normal bola mata adalah 24 mmHg. Glaukoma sering
menyerang orang-orang di atas usia 40 tahun. Dalam waktu lama, tekanan yang
tinggi ini dapat menekan dan merusak retina sehingga menimbulkan kebutaan.
6)
Katarak, ialah kerusakan pada bagian kornea yang
disebabkan oleh proses ketuaan, sinar X, kencing manis, dan pemberian
obat-obat tertentu dalam waktu yang lama. Katarak dapat menimbulkan kebutaan
tanpa rasa sakit.
7) Buta warna, merupakan
jenis kelainan yang bersifat genetis. Orang yang menderita penyakit ini ada
empat macam yaitu buta warna hitam putih (monokromat), buta warna merah (protanopia),
buta warna hijau (deuteranopia), dan buta warna biru (tritanopia).
2.
Indera Penciuman/Pembau (Hidung)
Hidung merupakan
indera yang berfungsi untuk mencium/membaui sesuatu. Daerah yang sensitif
terhadap bau terletak pada bagian atap rongga hidung . Pada
daerah sensitif ini terdapat 2 jenis sel sebagai berikut: sel penyokong berupa
sel-sel epitel dan sel-sel pembau sebagai reseptor yang berupa sel-sel saraf.
Sel-sel pembau
mempunyai ujung dendrit berbentuk rambut. Adaptasi terhadap bau-bauan mula-mula
berjalan cepat dalam 2 – 3 detik, tetapi kemudian berjalan lebih lambat.
Keistimewaan indera pembau manusia adalah dapat membaui sesuatu walau kadarnya
di udara sangat sedikit.
Kelainan-kelainan
itu antara lain sebagai berikut.
1)
Anosmia, ialah tidak dapat mencium bau. Dapat
disebabkan oleh penyumbatan rongga hidung karena polip atau tumor, atau
reseptor pembau rusak karena infeksi virus.
2)
Influenza, karena virus flu yang menyebabkan
tersumbatnya rongga hidung sehingga menyebabkan kemampuan membaui dan mengecap
berkurang.
3.
Indera Pengecap (Lidah)
Indera pengecap
pada manusia adalah lidah. Permukaan lidah agak kasar karena memiliki
tonjolan-tonjolan yang disebut papila. Di dalam papila terdapat
banyak kuncup-kuncup pengecap (taste bud) yaitu suatu bangunan berbentuk
bundar yang terdiri dari dua jenis sel yaitu sel-sel penyokong dan sel-sel
pengecap yang berfungsi sebagai reseptor.
Setiap bagian
lidah mempunyai tingkat sensitivitas terhadap rasa yang berbeda-beda . Ujung lidah dapat mengecap keempat rasa utama, tetapi paling
sensitif terhadap rasa manis dan asin, bagian samping lidah peka untuk rasa asam,
dan bagian pangkal lidah peka terhadap rasa pahit. Adaptasi terhadap suatu rasa
mula-mula berjalan cepat dalam 2–3 detik, tetapi adaptasi selanjutnya berjalan
lambat. Sebenarnya hanya terdapat 4 jenis rasa utama yaitu manis, asin, asam,
dan pahit. Namun rasa-rasa lain seperti rasa coklat, rasa teh, pedas, dan
sebagainya, merupakan campuran dari berbagai rasa dan berkombinasi dengan
pembauan/penciuman pada hidung. Oleh karena itu bila kamu sakit pilek (fungsi
penciuman terganggu) dapat kehilangan kemampuan mengecap makanan, walaupun
sebenarnya kuncup pengecap berfungsi normal.
4.
Indera Peraba (Kulit)
Kulit merupakan
indera peraba dan perasa pada manusia. Pada awal bab ini kamu telah mempelajari
struktur kulit dan hubungannya dengan sistem ekskresi. Selain menghasilkan
keringat, pada bagian dermis terdapat ujung saraf/reseptor peraba. Reseptor
peraba peka terhadap sentuhan, tekanan, rasa sakit, panas, dingin, kasar, dan
halus.
Selain terdapat
di daerah dermis, sel-sel peraba juga terdapat pada pangkal rambut. Sehingga
bila rambut yang muncul di permukaan kulit tersentuh oleh suatu benda, sel-sel
saraf akan terangsang. Kulit merupakan organ
tubuh yang paling luas, pada orang dewasa luasnya sekitar 1,9 m2. Meskipun
seluruh permukaan kulit mempunyai reseptor peraba, keberadaan ujung-ujung saraf
ini tidak merata pada berbagai alat tubuh. Permukaan kulit yang mempunyai
banyak ujung-ujung saraf peraba ialah ujung jari telunjuk, telapak tangan,
telapak kaki, bibir, dan daerah kemaluan. Oleh karena itu daerah-daerah ini sangat
peka terhadap rangsangan berupa sentuhan. Seorang tuna netra memanfaatkan
kepekaan indera perabanya untuk membaca huruf Braille.
5.
Indera Pendengaran dan Keseimbangan (Telinga)
Telinga manusia
berfungsi sebagai indera pendengaran dan keseimbangan. Telinga terdiri dari tiga bagian yaitu sebagai berikut.
1)
Telinga
luar, terdiri dari daun telinga, saluran telinga, kelenjar minyak, dan selaput
gendang telinga. Fungsi telinga luar untuk menangkap suara atau bunyi.
2)
Telinga tengah
(rongga timpani), berupa suatu rongga kecil berisi udara, terletak di dalam
tulang dan dindingnya dilapisi sel-sel epitel. Di dalam telinga tengah terdapat
tulang-tulang pendengaran yaitu tulang martil, landasan, dan sanggurdi. Telinga
tengah berhubungan dengan tenggorokan melalui saluran estachius. Fungsi
saluran eustachius ini adalah menyeimbangkan tekanan udara telinga tengah
dengan tekanan udara luar.
3)
Telinga
dalam, terdiri bagian saluran yang berlekuk-lekuk tersusun atas beberapa bagian
yaitu tingkap jorong, tingkap bundar, tiga saluran setengah lingkaran, dan
rumah siput (koklea) yang di dalamnya terdapat cairan endolimfe.
Fungsi telinga dalam untuk
menerima rangsangan. Proses mendengar dapat digambarkan melalui diagram alur sebagai
berikut. Gelombang suara menggetarkan udara dan diterima oleh daun telinga,
kemudian dipantulkan ke saluran telinga luar. Gelombang suara menggetarkan
gendang telinga. Getaran kemudian diteruskan oleh tulang pendengaran ke tingkap
jorong, sehingga cairan limfa pada rumah siput bergetar. Getaran ini
menyebabkan sel-sel rambut ikut bergetar, akibatnya ujung saraf pendengaran terangsang.
Impuls saraf kemudian diteruskan oleh saraf pendengaran ke otak besar.
Rangsangan kemudian diterjemahkan sebagai bunyi atau suara. Selain sebagai
indera pendengar, telinga juga berfungsi sebagai indera keseimbangan. Letak
indera keseimbangan terdapat di dalam ampula, yaitu pangkal dari tiga
saluran setengah lingkaran yang menggembung. Di dalam ampula terdapat sel-sel
rambut yang peka terhadap gravitasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonima.
2012. Sistem Saraf. http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_saraf.
Anonimb. 2012. Sistem Reproduksi dan Penyakit yang Berhubungan dengan Sistem
Reproduksi Pada Manusia. http://www.crayonpedia.org/mw/Sistem_Reproduksi_Dan_
Penyakit_Yang_ Berhubungan_Dengan_Sistem_Reproduksi_Pada_Manusia_9.1.
Anonimc.
2012. Sistem Ekskresi pada Manusia. http://gurungeblog.wordpress.com
/2008/11/18/sistem-ekskresi-pada-manusia/.
Wasis dan Irianto, Sugeng Yuli. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam Jilid 3 untuk SMP/Mts Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan DEPDIKNAS Tahun 2009.
Kuswanti,
dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiah Kelas
IX Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008.